Di dalam industri minyak dan gas, produced water merupakan salah satu isu operasional dan lingkungan yang signifikan. Produced water adalah air yang secara alami terperangkap di dalam formasi geologi dan keluar ke permukaan bersama dengan hidrokarbon selama proses ekstraksi. Volumenya yang masif menjadikannya aliran limbah terbesar dalam operasi migas, dengan implikasi lingkungan yang serius jika tidak dikelola secara tepat.
Apa Itu Produced Water dan Volume Produksi?
Produced water adalah air yang keluar ke permukaan bersama dengan hidrokarbon selama proses ekstraksi minyak dan gas. Air ini bisa berasal dari dua sumber utama:
Formation Water
Air purba yang telah terperangkap selama jutaan tahun di dalam formasi geologi bersama dengan cadangan minyak dan gas. Air ini bisa memiliki komposisi kimia yang sangat berbeda dari air laut modern, seringkali dengan salinitas yang jauh lebih tinggi.
Injected Water
Air (seperti air laut atau air tawar) yang sengaja diinjeksikan ke dalam reservoir. Teknik ini, yang dikenal sebagai injeksi air, dilakukan untuk menjaga tekanan reservoir dan meningkatkan laju pemulihan minyak, sehingga lebih banyak air yang keluar bersama produk.
Volume produced water bervariasi tergantung pada usia sumur. Pada ladang yang menua, rasio air terhadap minyak (WOR) dapat meningkat secara signifikan, bahkan mencapai lebih dari 98% dari total fluida yang diproduksi. Skala ini menciptakan kebutuhan mendesak akan sistem pengelolaan yang efisien, mengingat estimasi global menunjukkan bahwa jutaan meter kubik produced water dihasilkan setiap hari.
Komposisi Produced Water
Produced water bukanlah air biasa. Komposisinya sangat bervariasi tergantung pada lokasi geografis dan jenis reservoir, tetapi umumnya mengandung campuran bahan kimia yang berpotensi berbahaya. Senyawa ini meliputi:
Hidrokarbon
Produced water mengandung minyak dan gas yang terdispersi atau terlarut. Hidrokarbon terlarut, termasuk senyawa toksik seperti BTEX (Benzene, Toluene, Ethylbenzene, Xylene), sulit untuk dihilangkan.
Salinitas Tinggi
Kandungan garam (salinitas) produced water seringkali jauh lebih tinggi daripada air laut, sehingga membuatnya lebih padat.
Logam Berat
Logam seperti Barium, Besi, Mangan, Merkuri, dan Seng sering ditemukan dalam konsentrasi tinggi.
Radioisotop
Produced water di banyak wilayah mengandung Naturally Occurring Radioactive Material (NORM) seperti Radium-226 dan Radium-228, yang memerlukan penanganan khusus.
Strategi Pengelolaan Produced Water
Mengingat komposisinya yang kompleks, produced water tidak dapat langsung dibuang ke lingkungan. Industri menerapkan dua strategi utama yang memerlukan proses pengolahan ketat:
Pengolahan untuk Pembuangan ke Laut
Strategi ini melibatkan pengolahan produced water di platform atau fasilitas darat untuk memenuhi batas regulasi sebelum dibuang ke laut. Tujuannya adalah menghilangkan kontaminan seperti minyak, padatan tersuspensi, dan senyawa lain hingga level yang dianggap aman.
Penginjeksian Kembali (Re-injection)
Ini adalah salah satu opsi pengelolaan yang paling sering digunakan, terutama untuk volume produced water yang besar. Produced water diolah dan diinjeksikan kembali ke dalam formasi geologi. Strategi ini tidak hanya menghilangkan limbah dari lingkungan, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk menjaga tekanan reservoir.
Peran Kunci Oil Separator
Dalam kedua opsi pengelolaan di atas, tahap awal pengolahan adalah yang paling krusial. Oil separator, seperti Corrugated Plate Interceptor (CPI) Oil Separator, digunakan untuk memisahkan sebagian besar minyak dan padatan tersuspensi dari produced water. Perangkat ini memastikan air yang tersisa siap untuk tahap pengolahan selanjutnya, baik untuk dibuang ke laut maupun untuk proses penginjeksian kembali.
Mengupas Lebih Dalam: Solusi Re-injection
Mengingat kompleksitas produced water dan pentingnya konservasi lingkungan, opsi re-injection menjadi pilihan yang semakin populer. Proses ini, yang juga dikenal sebagai Produced Water Re-Injection (PWRI), melibatkan serangkaian langkah pengolahan canggih untuk memastikan air yang diinjeksikan kembali tidak merusak formasi batuan.
Di sinilah peran penting dari peralatan seperti CPI Oil Separator masuk. Corrugated Plate Interceptor (CPI) Oil Separator adalah salah satu teknologi kunci yang digunakan untuk memisahkan tetesan minyak dari air yang diproduksi secara efisien. Dengan desain pelat bergelombang, CPI meningkatkan area permukaan kontak dan mempercepat proses pemisahan gravitasi, memastikan bahwa air yang dibuang atau diolah lebih lanjut memenuhi standar lingkungan yang ketat.
Pengelolaan produced water adalah tantangan operasional dan lingkungan yang signifikan bagi industri migas. Namun, dengan teknologi pengolahan yang tepat dan strategi pengelolaan yang cermat, seperti re-injection, limbah ini dapat ditangani secara bertanggung jawab. Pemahaman akan komposisi produced water dan peran penting oil separator adalah langkah fundamental untuk memastikan keberlanjutan operasi migas.
PT Aspros Binareka yang sudah berpengalaman selama lebih dari 30 tahun menyediakan produk CPI Oil Separator dengan standar API 421 yang bersifat customizable sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda.
Apabila tertarik atau memiliki pertanyaan terkait produk kami, silakan hubungi kami pada alamat email info@asprosbinareka.com atau melalui WhatsApp disini.
Daftar Pustaka
Neff, J., Lee, K., & DeBlois, E. M. (2011). Produced Water: Overview of Composition, Fates, and Effects. In K. Lee & J. Neff (Eds.), Produced Water. Springer Science+Business Media, LLC.
Arnold, K., & Stewart, M. (1999). Surface Production Operations, Volume 1: Design of Oil and Gas Handling Facilities (2nd ed.). Gulf Professional Publishing.
OGP (International Association of Oil & Gas Producers). (2004). Environmental and Health Performance Indicators.
Veil, J. A., Puder, M. G., Elcock, D., & Redweik, R. J. (2004). A White Paper: Produced Water Management in the United States. U.S. Department of Energy.